CERITA SEX

Rabu, 30 Januari 2019

Cerita Sex NIkmatnya Menjadi Seorang Dosen

Januari 30, 2019 0

Ratu Coli - Aris aku adalah seorang dosen di salah satu perguruan tinggi kesehatan swasta di salah satu kota di Jawa Timur. Umurku 27 tahun dengan perawakan agak gemuk dan kulit hitam wajahku biasa saja bahkan bisa di bilang jelek. Aku tinggal sendirian mengontrak rumah kecil dengan satu kamar, kamar mandi dan dapur. Sebagai seorang dosen tentunya aku sangat sering melihat mahasiswa-mahasiswa cantik berpakaian seksi. tetapi aku lebih suka melihat mahasiswa-mahasiswa berjilbab yang berpakaian seksi.

aku pun punya pacar yang cantik dan berjilbab, juga sering berpakaian yang agak menonjolkan keseksian tubuhnya sehingga membuatku sering menelan ludah jika sedang jalan dengannya atau berduaan dengannya. gaya pacaran kami sangat tidak bebas, bahkan pacarku tidak memperbolehkan aku untuk memegangi tangannya. katanya aku hanya boleh menyentuhnya setelah kami menikah nanti. dan kemungkinan kami akan menikah sekitar 6 bulan lagi.

seperti biasa aku bangun pagi, duduk sebentar, kemudian aku berdiri mengambil minum dibelakang. memang sejak bangun tadi perasaan tubuhku agak tidak enak. mungkin akan flu atau demam. kemudian aku mencoba mandi. tubuh ku sudah agak segar setelah selesai mandi. Kemudian aku berpakaian rapi, memanaskan motorku seperti biasa dan berangkat ke kampus tempatku mengajar. Kebetulan hari ini adalah hari pembagian KHS untuk mahasiswa-mahasiswa dari hasil belajar mereka semester yang lalu.

Aku mengajar pelajaran kimia, kira-kira satu setengah jam aku mencukupkan kuliah hari ini, dan kembali ke ruanganku untuk beristirahat. 15 menit aku beristirahat terdengar ketukan pintu dari luar ruanganku. Aku mempersilahkan masuk, ternyata masuk 3 orang mahasiswaku, Mia, Oktavia dan Aisyah. Mia mempunyai tubuh mungil sekitar 155 cm, berwajah cantik, kulitnya putih bersih, memakai jilbab hitam keemasan dengan baju berwarna merah diikat dengan ikat pinggang hitam, mengenakan celana hipster ketat berwarna hitam membuat lekuk tubuhnya terlihat jelas.

Sedangkan Oktavia, wajahnya sangat manis dengan senyum menawan dan kulit agak gelap, sikapnya agak centil dengan suara yang centil pula, ia memakai jilbab orange terang, memakai baju orange dan lengan hitam, memakai celana hipster abu-abu, dita agak kurus dengan payu dara yang tidak begitu besar.

Sedangkan Aisyah, kulitnya putih bersih dan mempunyai tubuh yang proporsional dengan tinggi badan sekitar 168 cm, pakaiannya bak model sehingga sangat menonjolkan keseksian tubuhnya, ia memakan baju cokelat dengan celana legging ketat tipis sebetis berwarna cokelat dipadu dengan jilbab berwarna putih.

Aku mempersilahkan mereka duduk di sofa tamu, meskipun gairahku menggelora melihat ketiga mahasiswaku yang cantik dan seksi ini, aku berusaha menahan gejolak nafsuku walaupun “adikku” dibawah sana sudah tidak bisa di ajak berkompromi lagi. Kemudian mereka mengutarakan maksud mereka padaku,

“Pak kami sudah terima KHS semester lalu….” Aisyah membuka pembicaraan, karena memang di kelas dia yang agak vokal. “Ya, trus kenapa?” sahut ku, “begini pak, setelah dilihat ternyata nilai mata kuliah kimia kami bertiga gagal, kami ingin mengkonfirmasi apakah nilai kami ini memang benar gagal pak…” Lanjut Aisyah. Aku mengangguk kemudian mengeluarkan berkas dari mejaku, “Ini kalian cari nama kalian dan lihat sendiri nilainya…”. kemudian mereka memeriksa berkas itu dengan seksama, dan terbersit kekecewaan di wajah mereka bertiga.

Mereka bertiga kemudian saling menatap dan Oktavia mengerdipkan sebelah matanya pada AIsyah dengan nakal. Aisyah langsung menghampiriku dengan berputar ke belakang kursiku, dan tiba-tiba Oktavia mengunci pintuku dan menutup gorden jendela dan pintuku. Lalu Aisyah memijat bahuku, dan berbisik ke telingaku, “kami tau yang bapak mau, Aisyah lihat bapak gelisah dari tadi….” Aisyah kemudian memagut bibirku dengan bibirnnya yang seksi, dan menjejalkan lidahnya dalam mulutku.

Terus terang aku belum pernah melakukan ini sebelumnya, sehingga aku agak kaku dalam menerima ciuman Aisyah. Nafasku memburu dan jantungku berdegup kencang. Kemudian dari s*****kangkan ku tiba-tiba terasa sangat nikmat, ternyata Oktavia dan Mia sedang mengerjai “adik kecil”-ku. Aku melihat ke arah mereka Oktavia tersenyum centil padaku sambil mengocok-ngocok dan mengelus dengan lembut kontolku yang sudah mengeras dari tadi, dia sesekali menjilat kepala kontolku sambil mengocoknya, sehingga terasa sangat enak.

Sedangkan Mia sedang asyik menjilati buah zakarku dan mengulumnya dengan bibirnya yang kemerahan, membuatku merem-melek dibuatnya, aku berusaha agar tidak mengeluarkan suara, dan merekapun begitu. Oktavia mulai mengulum kontolku dengan bibir mungilnya, bibirnya yang dipoles lipstik merah jambu membuatnya terlihat sangat seksi saat mengoral kontolku. Kemudian Oktavia sesekali mengocok kontolku dengan jilbabnya, terasa sangat enak sekali.

Aku tengah terangsang berat, Aisyah terus saja menjilati bibirku dan mengulum bibirku, aku mulai bisa mengimbanginya, Oktavia tampak sudah sangat Horny sekali sehingga wajahnya yang putih semakin merah merona. Aisyah kemudian menyingkapkan setengah bajunya, membuka bra nya sehingga menonjollah payudaranya yang indah dan putih bersih, ku taksir ukurannya sekitar 34, ukurannya sangat proporsional. Kemudian Aisyah menyodorkan payudaranya ke mulutku, aku langsung mengulumnnya seperti menyusu, Aisyah melenguh merasakan kenikmatan hisapanku.

Kemudian setelah kira-kira 10 menit pemanasan, Aisyah turun dari pangkuanku. Oktavia dan Mia membuka celana panjangku dan melemparnya ke sofa, Kemudian Oktavia membuka Jean hipsternya hingga terlihatlah pahanya yang mulus walaupun tidak terlalu putih, karna kulitnya yang memang agak hitam seperti orang Pakistan, kemudian Oktavia mengangkangiku, dan memegangi kontolku dan membimbingnya memasuki vaginanya.

Aku melenguh keenakan saat kontolku untuk pertama kalinya merasakan jepitan vagina seorang gadis, sangat nikmat sekali, hal ini yang sudah lama aku impikan untuk mendapatkannya dari pacarku, akhirnya kudapatkan dari gadis lain.

Oktavia melenguh saat kontolku amblas seluruhnya kedalam vaginanya, memang kontolku cukup besar dan gemuk, dengan panjang 17 cm dengan diameter sekitar 4 cm. “OOOHHH….Pak Aris besar sekali kontol bapak….ookkhh…” racau Oktavia ditengah lenguhannya. Kemudian Oktavia menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga kontolku mengocok vaginanya, aku merasakan dis*****kanganku sangat nikmat terkocok oleh vagina Oktavia yang sempit dan berdenyut denyut.

Sementara Oktavia sedang mengerjai kontolku, mia kemudian menghampiriku, kemudia ia menciumku dengan bibir merahnya, wajahnya yang cantik semakin merangsangku….aku mengulum bibirnya sambil meremas-remas payudaranya yang putih bersih itu yang berukuran sekita 34 sama dengan Aisyah, Mia mempunyai tahi lalat di payudaranya.

Tak lama kemudian terasa kontolku seperti tersiram cairan hangat, ternyata tubuh Oktavia telah menegang dan melengkung di pangkuanku. Ia telah mengalami orgasme. Setelah Oktavia lepas dari pangkuanku, Mia Menarik tanganku, ia kemudian mendorongku ke sofa, hingga aku tertidur di sofa, kemudian dengan cepat Mia yang sudah setengah telanjang dan masih memakai Jilbabnya menaiki tubuhku dan segera mengarahkan kontolku ke liang kenikmatannya, dan memasukkannya pelan-pelan hingga amblas semuanya, “oooookkkkhhh…besar sekali pakkkk…..” racaunya.

Mungkin karena tubuh Mia yang lebih montok dan seksi dari oktavia, liang vagina Mia lebih terasa menjepit dan berdenyut-denyut, aku kelabakan menahan kenikmatan di s*****kanganku, jika aku tidak dapat mengendalikan diri, mungkin aku sudah muncrat, tapi aku tak mau buru-buru, karna belum menikmati tubuh si cantik Aisyah. Mia kemudian dengan perlahan memompa tubuhnya hingga terasa kontolku terkocok sangat nikmat sekali rasanya.

Jika terasa akan muncrat aku menahan tubuh Mia supaya dia menghentikan goyangannya sejenak, kemudian ia melanjutkan lagi menggenjot kontolku dengan cepat. Begitu seterusnya kami memakai gaya ‘stop-go’ supaya aku tidak cepat orgasme. Setelah terbiasa aku kemudian berganti gaya, menindih Mia dengan gaya missionary, dan menggenjotnya dengan cepat supaya Mia cepat orgasme, dan agar aku dapat menikmati tubuh si kembang kampus Aisyah yang sedari tadi bermasturbasi menunggu gilirannya.

Sepuluh menit kemudian, Mia mengalami orgasme yang sangat dahsyat, tubuhnya melengkung, vaginanya membetot kontolku dengan keras hingga terasa sangat nikmat. Untuk menghindari orgasme, cepat2 aku mencabut kontolku dari vagina MIa sebelum vaginanya memijat kontolku lebih keras lagi, hingga cairan cintanya muncrat semua keluar. Mia mengejang-ngejang menikmati orgasmenya. Dan segera tertidur di sofa.

Kemudian aku menghampiri Aisyah yang setengah telanjang dengan jilbabnya dibentuk dengan gaya yang seksi, ia tersenyum nakal padaku, mungkin ia tahu aku tengah menantikan untuk bersetubuh dengannya dengan tubuhnya yang seksi itu. Kemudian ia mengampiriku yang masih berdiri dengan kontolku mengacung memerah, setelah merasakan kenikmatan vagina dua temannya.

Aisyah kemudian menyeka kontolku yang berlumuran cairan cinta Mia tadi dengan jilbabnya, aku bergetar saat tangannya menyentuh kontolku, kemudian Aisyah memasukkan kontolku ke mulutnya dan menghisapnya dengan kuat, “Ooookkkhhh Aisyah…Nikmat sekali….” racauku. “bapak belum pernah ya…kasian padahal pacarnya cantik gitu”, “iiiya ….oookkkhhh”sahutku lagi. “Dengan Begini nilai kami selamat kan pak?” kata Aisyah, “iya, Pasti ”jawabku tak menghiraukan lagi ditengah kenikmatan yang melanda s*****kanganku.

Setelah 5 menit Aisyah mengoralku, ia kemudian mendorongku hingga tertidur di karpet kantorku, kemudian ia mengangkangi wajahku, “pak isep…”, aku langsung mengulum dan menjilat vaginanya yang merah jambu itu, bulunya tercukur rapi, sehingga terlihat indah, dan sepertinya rajin dirawat karna baunya yang harum. Aisyah kemudian melenguh-lenguh ditengah jilatanku, aku menghisap klitorisnya dan liang kenikmatan sang bunga kampus pun makin membanjir.

Kemudian Aisyah melepaskan vaginanya dari jilatanku dan langsung mengangkangi kontolku yang mengacung gagah sedari tadi, dia kemudian menyeka terlebih dahulu lendir yang keluar dari kontolku dengan jilbabnya, terasa geli sekali, dan akupun semakin terangsang dibuatnya.

“Pak Aisyah masukin ya, udah nggak tahan ”kata Aisyah sambil mengengam kontolku dengan tangannya dan membimbingnya masuk ke liang kenikmatan miliknya. Kepala kontolku sudah terjepit vagina Aisyah, kemudian ia menurunkan pantatnya pelan-pelan, tampak ia merintih agak kesakitan menampung kontolku yang besar. “Oookk paaakkk besar sekali…calon istri bapak pasti sangat puas nantinya….oookkkhh paaakk” racaunya setelah kontolku amblas semuanya kedalam liang kenikmatan Aisyah.

Terasa perbedaan jepitan vagina Aisyah dengan Oktavia dan Mia, kali ini memang sangat menjepit, mungkin dikarenakan berat badan dan tubuh Aisyah yang memang sangat seksi itu. Setelah Aisyah terbiasa dengan keberadaan kontolku di dalam vaginanya, diapun langsung menggenjot kontolku dengan cepat, sehingga kembali aku merasakan kenikmatan tiada tara pada kontolku.”ookkk …sempit sekali vaginamuuu…” racauku sambil meremas-remas payudaranya, jilbabnya berkibar-kibar saking cepatnya goyangan Aisyah.

15 menit kemudian aku merasa sebentar lagi akan orgasme, langsung berganti posisi dengan gaya menindih Aisyah dengan gaya missionary. Aku kemudian menggenjot vagina Aisyah dengan liar, karna merasa akan muncrat sebentar lagi, Syahhhhh bapak mau keluar sebentar lagi….ooohhh” kataku, “didalam aja pakkkk….oookkhhh aku nyampeee paaakkk…”

Tubuh Aisyah mengejang dan melengkung, terasa sekali vaginanya membetot kontolku dengan keras sekali dan denyutannya semakin kencang…hingga aku tak tahan lagi dan menyentak vaginanya dalam-dalam hingga mentok dan “oooookkkkkkhhh bapak keluar Syahhhh…oookkhhh” aku menyemburkan mani ku ke dalam liang kenikmatan Aisyah sangat banyak sekali…kira-kira sampai 10 semprotan kuat didalam vaginanya, dan terasa vaginanya mengempot kontolku dengan kuat seperti memerah spermaku sampai habis.

Kira-kira 1 menitan tubuh kami mengejang, dan langsung ambruk diatas tubuh Aisyah yang seksi, aku berbisik pada nya”Hebat sekali kamu Syah, bapak beri kalian nilai A+ untuk ini”. “ya terima kasih pak” jawab Aisyah sambil menyunggingkan senyumnya dari wajah cantiknya yang berjilbab itu. Kemudian Aisyah melapas kontolku dari vaginanya, terlihat cairanku yang kental berleleran di vaginanya.

Ia kemudian menyeka kontolku dengan Jilbabnya, membuatku terangsang berat lagi, dan kontolku pun langsung mengacung lagi. “Wah bapak masih semangat aja nih,hihi” katanya menggodaku. “Baiklah kami akan berikan bonus buat bapak, Via, Mia, ayok..” mereka bertiga kemudian bergantian mengoral kontolku dan sesekali memasukkan ke vagina mereka dan mengocok nya dengan vagina mereka kemudian mengoral lagi, memasukkan lagi ke vagina mereka, mengoral lagi, begitu seterusnya hingga aku kelabakan dan mau muncrat lagi, mereka menyuruhku berdiri lalu menempatkan wajah cantik mereka didepan kontolku.

“Pak Ayo keluarin disini…” kata Aisyah sambil menunjuk wajah cantiknya, “Oke, Pinjam Jilbabnya ya Syahh..” aku kemudian mengocok kontolku dengan Jilbab Aisyah…dan satu menit kemudian…”ooookkkk nikmat sekaliii” mani ku langsung menyembur mengenai wajah-wajah cantik mereka bertiga. Mereka langsung menjilati kontolku hingga bersih dan menyekanya dengan jilbab mereka masing-masing, membuat aku Horny lagi.

Walaupun sebenarnya aku masih ingin menikmati tubuh-tubuh seksi mereka, tetapi aku teringat ada janji, sore ini dengan pacarku. “Oke cukup segini dulu ya” Aku menahan keinginanku untuk melanjutkan. “Tapi pak, itu nya masih semangat kayaknya, hihi” kata Aisyah menggoda. “Bapak ada janji, tapi bapak masih pengen Syahh…” kataku.

Ntar lagi deh pake, kalo aku ujianku gagal gagal lagi dengan bapak…hihi…nggak kok pak, kalo bapak senggang bapak boleh telepon Aisyah…nanti Aisyah bawain temen-temen Aisyah yang cantik-cantik lagi…”. “Oh Aisyah kamu baik sekali makasih banget ya…Bapak Pengen Quick sama kamu 1 kali lagi Aisyah Boleh?”. Aisyah langsung membelakangi meja, menunggingkan pantatnya yang sekal dan seksi. Aku langsung penetrasi dari belakang, dan menggenjot Aisyah dengan cepat. 5 menit kemudian aku menyemburkan spermaku dalam rahim Aisyah.

Kami kembali berpakaian, Aisyah, Oktavia dan Mia, mengganti jilbabnya yang telah berlumuran spermaku tadi. “Makasih ya” kataku pada mereka. “sama-sama pak” kata mereka sambil tersenyum menggoda. Inilah Awal dari petualangan Seks ku dengan para gadis berjilbab yang seksi

Pagi ini aku seperti biasa berangkat ke kampus tempatku mengajar, karena pada hari ini aku ada kuliah untuk mahasiswa baru semester satu. Di dalam perjalanan aku banyak melihat mahasiswa, mahasiswa cantik berjilbab berseliweran di trotoar jalan raya. Aku memang sangat menyukai gadis-gadis cantik, apa lagi mereka yang berjilbab namun dengan dandanan seksi, pakaian ketat dan celana ketat. Bagiku gadis-gadis berjilbab yang seksi terlihat lebih feminin dan menantang.

Sehingga sering kali jika berpapasan dengan gadis berjilbab cantik penis ku langsung mengeras, kadang aku terbayang sampai di rumah dan dilanjutkan dengan onani, begitulah sampai terjadi nya pesta sex dengan mahasiswi-mahasiswiku yang cantik, sehingga sedikit banyak hasratku tersalurkan. Tetapi sudah lebih 3 bulan pengalaman tersebut belum juga terulang. Kupikir memang masih belum ada kesempatan.

Kembali ke cerita, ku lihat mahasiswa-mahasiswi baru dikumpulkan oleh para seniornya dilapangan, memberi pengarahan ospek, ospek dikampusku dilakukan 1 kali seminggu, sehingga kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Di antara para senior kulihat Aisyah ada disana memberi pengarahan, dia melirik ke arahku sambil tersenyum. Aku memang belum sempat lagi ketemu Aisyah, karena sangat sibuk dalam rapat dosen2 dan menyusun bahan untuk mengajar. Dan Aisyah pun sibuk dalam panitia ospek, masih teringat pengalaman ku bersama Aisyah membuatku terangsang.

Aku mengajar sekitar pukul 10.20, aku mulai dengan perkenalan dengan mahasiswa-mahasiswaku. Aku memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian aku meminta mereka memperkenalkan diri. Dari 28 orang mahasiswa-mahasiswi di kelas itu, ada 4 orang mahasiswi yang menurutku di atas standar, mereka adalah Dina, Putri, Ami, dan Yani.

Semuanya berjilbab tentunya. Mereka memiliki tinggi yang 160an, sehingga terlihat tubuh mereka yang semampai. Ditambah gaya pakaian mereka yang agak sedikit ketat dan modis ( celana jins hipster dipadu pakaian muslim yang agak ketat ala mahasiswa). Kemudian setelah acara perkenalan. Aku mulai membuka laptop ku untuk menyampaikan silabus mata kuliah yang ku ajarkan. Mereka mulai mencatati apa yang ku tampilkan.

Tak terasa waktu berjalan cepat, sudah satu setengah jam aku di kelas, dan waktu ku habis. Aku menutup perkuliahan. Dan keluar dari ruangan untuk kembali keruanganku. Setibanya diruanganku, aku dikejutkan oleh Aisyah, dia sudah menunggu didalam ruanganku sambil membaca majalah.
“eh Aisyah, sampai kaget bapak, ada apa nih?”

“oh, nggak ada pak, kangen aja sama bapak, apalagi si adik bapak yang gede itu….hihihi” Aisyah menggodaku. “gimana pak mahasiswi2 barunya? Cantik-cantik kan?” Aisyah mulai mendekatiku sambil berjongkok didepanku, sebelumnya ia telah mengunci ruanganku. Ia kemudian membuka celanaku, kemudian memelorotkan celana dalamku. “duh, kangennya sama si ndut ini”, katanya sambil mengelus kepala penisku.

Aku kelonjongan keenakan .“ooohhh, Aisyah mulai menjilat kepala penisku, sambil mengocoknya dengan tangannya. “Wah, cepet banget besarnya pak, dah lama nggak Aisyah manjain nih si ndut nya…” Aisyah kemudian mulai memasukkan penisku kedalam mulutnya. Kemudian Aisyah mengeluarkan skill menyepongnya yang membikinku kelonjotan keenakan, “ooohhh Aisyah enak sekali”.

Sekitar 10 menitan Aisyah “berkaraoke” dengan penisku, aku mulai merasa ada yang mendesak didalam tubuhku, sepertinya aku akan orgasme, menyadari penisku sudah berdenyut-denyut, Aisyah kemudian dengan cepat menghentikan aktivitasnya, untuk mencegah aku orgasme, karna sepertinya ia tidak mau cepat-cepat menyudahi permainan ini. Kemudian dengan cepat Aisyah membuka celana jins hipsternya. Dan mendorongku ke sofa, hingga kini aku dalam posisi terlentang di sofa. Aisyah kemudian naik mengangkangi pinggangku, “pak, Aisyah udah nggak tahan lagi, Aisyah masukin ya pak”,

“i…iya cepetan..” aku ingin cepat merasakan kehangatan himpitan dan jepitan vagina Aisyah lagi. Kemudian Aisyah mengarahkan batang penisku yang sudah mengeras sempurna ke liang kenikmatannya yang sudah basah, tanpa kesulitan penisku masuk dalam liang surgawi itu dan terjepit didalamnya. “ooohhh Aisyah, enak sekali….” racauku. Aisyah yang sudah tidak dapat menahan gejolak nafsunya, langsung menggoyangkan pantatnya dengan kecepatan tinggi, sehingga penisku yang tadinya hampir orgasme, terkocok dengan cepat.

5 menitan Aisyah menggenjot dengan cepat, aku mulai merasakan lagi akan orgasme, “ Aisyah bapak mau keluaaarrr” merasakan penisku berdenyut dalam vaginanya, Aisyah langsung mengeluarkan penisku dari vaginanya, kemudian ia menekan leher penisku kuat-kuat dengan ibu jarinya, seketika orgasmeku langsung meledak ”ooooohhhh Aisyah, nikmat sekaliii…”, tetapi spermaku tidak menyembur, sehingga penisku tidak loyo karna belum memuntahkan isinya “ apa yang kamu lakukan Aisyah?” “Hehe ada deh….jurus rahasia Aisyah.

Orgasmeku sudah reda, ia kembali menggenjot penisku dengan kecepatan tinggi jilbabnya berkibar-kibar saking cepatnya, Aisyah sepertinya mengejar orgasmenya. Sekitar 10 menit Rani menggenjot penisku dengan cepat, tubuhnyapun mengejang dan melengkung kebelakang, ia mengeluh “oooohhhh paakkk…..” terasa vaginanya membetot penisku dengan sangat kuat, seperti memeras memaksa spermaku untuk ikut keluar, tetapi apa yang dilakukan Aisyah tadi membuat penisku lebih mampu menahan kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh himpitan dan jepitan vagina Aisyah.

“sekarang giliran bapak ran” aku membalikkan tubuh Aisyah, sehingga membentuk gaya doggie. Aku berpegangan pada payudaranya yang menyembul karna bajunnya ku buka sampai payudaranya, aku kemudian menggenjot vaginanya dengan cepat, aku ingin mengejar orgasmeku juga. 10 menit kemudian, Aisyah kembali mengejang, “bapaaakkk ampuuunnn….enaaakkkk sekali pakk”, terasa begitu kuat cengkeraman vaginanya pada penisku, akupun tak tahan lagi, dan menggenjotnya sekuatnya hingga penisku terbenam dalam rahimnya, AISYAHHHH BAPAK KELUARRRRRRRRR”crot-crooooottt.

Sekitar 10 kali semprotan spermaku dalam vagina Aisyah, sehingga vaginanya pun tidak dapat menampung spermaku sehingga meluber keluar. Maklum sudah 3 bulan lebih spermaku tidak ku keluarkan, aku tidak pernah onani lagi sejak kejadian pertama kali itu. Aku kemudian terduduk di sofa ruanganku. Aisyah tertelungkup di sebelasku, spermaku masih meleleh dari vaginanya, bercampur dengan cairan orgasmenya sendiri. “makasih Aisyah, dah lama banget nggak keluar aku meremas pantatnya. “wah bapak hebat banget, Aisyah capek banget pak”.

“Iya , bapak sering minum obat kuat, tapi dah lama nggak main lagi sama kamu, makanya nembaknya banyak banget”. “ iya pak, untung nggak dimulut nembaknya, bisa kotor baju dan jilbab Aisyah, kan masih ada kuliah nanti”. “ ngomong-ngomong seperti kata Aisyah tadi, cantik-cantik nggak mahasiswi barunya pak?” tanya Aisyah. “iya Aisyah, terutama si dina, putri, ami dan Yani, mereka cantik dan seksi banget Aisyah, kenapa Aisyah” tanyaku lagi. “oooohhhh gitu….nggak deh pak Cuma nanya aja” katanya sambil tersenyum nakal padaku entah apa maksudnya.

“oke pak Aisyah ada kuliah 10 menit lagi nih, dah dulu ya” Aisyah kemudian memakai celananya dan merapikan kembali bajunya. Kemudian Aisyah kembali berjongkok lagi didepan selangkanganku yang masih telanjang, “kamu baik baik ya ndut….” katanya sambil mengecup dan menjilat kepala penisku. Kemudian Aisyah kembali memasukkannya dalam mulutnya dan menghisapnya kuat-kuat.

ooohhhh Aisyah enakkkkk” racauku. Kemudian kontolku kembali mengeras sempurna. Aisyah tersenyum nakal. Ia kemudian mengocok kontolku dengan tangannya dengan cepat. Sehinga tidak sampai 5 menit aku sudah mau keluar lagi. “ooohhhh Aisyahhhhhhhhhhhhhh..bapak keluar lagi, awas kena bajumu Aisyahkkkkhh”, dengan sigap Aisyah mengeluarkan saputangan bunga-bunganya, langsung menyelimuti penisku dengan saputangannya itu.

Sehingga spermaku membasahi saputangannya. “ooohhh enak Aisyah. “hihi” Aisyah tertawa centil. Kemudian menyeka sisa-sisa spermaku dengan saputangannya sampai bersih….kemudian ia meninggalkan ruanganku tanpa berkata lagi…..”makasih Syahh kataku sembari Aisyah membuka pintu, ia tersenyum sambil mengerlingku…..dan meninggalkan ruanganku….ku lelah sekali setelah mengajar 2 mata kuliah ditambah lagi melayani Aisyah tadi siang diruanganku.

Setelah selesai mengajar sekitar pukul 4 sore aku ingin segera pulang untuk beristirahat. Mungkin kelelahan ku ini bertambah-tambah karena tadi malam juga kurang tidur, karna aku ngobrol ria dengan pacarku di telepon hingga larut malam. Sekitar setengah jam aku mengendarai motorku, dijalanpun dihadang kemacetan, hingga kelelahanku bertambah-tambah.

Sesampai dirumah, aku pun langsung melepas sepatu, baju, dan celana panjangku, kuhamburkan sembarangan hingga berserakan di lantai. Aku memang tinggal sendirian, dirumah kontrakanku yang seperti bedengan. Dengan 1 kamar, dapur dan kamar mandi serta ruang tamu. Letaknyapun agak kebelakang dari kompleks tempat tinggalku, otomatis suasana sekita sepi dan tenang, karena tidak banyak rumah disekitarku. Aku pun langsung merebah diri di kasur kesayanganku. Dan tak sampai setengah jam akupun terlelap.

Entah berapa lama aku terlelap tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara ketukan pintu. Akupun cepat-cepat membereskan pakaianku yang berserakan diruang tamu, dan melemparnya kekamar mandi. Dengan keadaan masih setengah sadar, aku membukakan pintu, yang kukira itu adalah temanku. Setelah dibuka aku dikejutkan oleh kehadiran sesosok gadis berjilbab yang cantik jelita,

“hai pak, lagi tidur ya, capek ya pak, sampe belum pake celana tuh Cuma kolor aja, hihi” Aisyah langsung menyapaku begitu pintu kubuka.

“eh Aisyah, maaf bapak buru2 tadi bapak kedalam dulu pake cel…ana.”

“nggak apa2 kok pak, nggak usah pake celana, nanti juga dibuka lagi, hihi” potong Aisyah
“kalian berempat, sini dong…”

iiya kak Aisyah muncul empat orang gadis cantik berjilbab, tak lain adalah, dina, putri, ami dan yani. Akupun terkejut dengan kehadiran mereka yang tak kusadari dari tadi, karena mereka berdiri dibelakang dinding rumahku.

Kemudian Aisyah pun masuk kedalam disusul keempat mahasiswi tadi. Aisyah kemudian langsung mengunci pintu rumahku. Kemudian Aisyah langsung menarik tanganku kekamarku. Ia mendorongku hingga aku terduduk di kasurku. “gimana pak, pasti bapak Horny banget liat mereka kan” tanpa bisa ku jawab, Aisyah langsung memelorotkan celana kolorku. Menyembullah penisku yang telah mengeras sedari tadi Aisyah muncul.


“kalian berempat kesini….” Aisyah menyuruh keempat yuniornya masuk kekamarku.
“ini tugas yang kakak maksud tadi, putri, coba kamu pegang ini” lalu dengan muka memerah putri memegang penisku dengan tangannya yang putih, terlihat kontras dengan warna penisku yang hitam legam. “uuuhhhh…..sshhhh” akupun melenguh ketika putri meremas penisku. “ayo put, kocok” putri lalu mengocok penisku dengan tangannya. “ooohhhh…” racauku.

“Ami bantu putri…kalian mainkan kontol bapak itu dengan mulut dan lidah kalian ya, anggep aja itu lolipop. Yani dan Dina kesini sama kakak” kemudian Ami yang berkulit kuning langsat dan memakai celana jins hipster ketat memakai jilbab pink terang, mendekati putri yang sedang mengerjai penisku, ia kemudian menjilat kepala penisku, sehingga aku bergetar dibuatnya. Lalu putri bertanya pada Ami,

“mi pernah liat yang beginian nggak?”

“pernah , punya pacarku, tapi nggak sebesar ini put”

“trus ini nanti di apain?” putri bertanya lagi sambil terus mengocok penisku tak beraturan, kemulusan tangannya membuatku kelonjotan.

“ini nanti dimasuki ke memek kamu, rasanya enak banget put, aku aja ketagihan sama pacarku, pengena ngerasain yang begini besar gimana rasanya…” jawab ami, sepertinya putri baru kali ini melihat penis, dan belum tahu soal sex. Aku jadi makin Horny membayangkan vagina perawan putri dimasuki oleh penisku.
“yang bener mi, muat apa ini dimasuki ke memek.

oke, aku liatin ke kamu ya…” lalu ami dengan cepat membuka celana dan menaikkan bajunya sampai ke payudara. Menyembullah payudara ami yang cukup besar, sekitar 34 ukurannya, bentuknya juga bulat dengan puting berwarna cherry. Kemudian ami mendorongku hingga terlentang dikasur, dengan cepat mengangkangi penisku dengan menghadapkan punggungnya ke mukaku, sedangkan wajahnya menghadap putri, untuk mencontohkan.

Kemudian Ami mengarahkan penisku ke liang vaginanya yang sudah basah, rupanya ami sudah sangat terangsang dari tadi. Penisku rupanya agak kebesaran bagi vaginanya, ami agak kesulitan memasukkan penisku sehingga menyuruh putri membantunya melumasi penisku dengan mengulum dan meludahinya.

Putri kemudian membantu mengarahkan penisku ke liang vagina ami, sedangkan ami berkonsentrasi menurunkan pantatnya. “Ooooohhhh….” racauku, kepala penisku sudah masuk dan di capit oleh bibir vagina Ami. Ami kemudian menurunkan pantatnya pelan-pelan.

“OOOOHHHH PPUTTT Gede Bangeeettt…” racau ami ketika penisku amblas semuanya masuk kedalam liang kenikmatannya. “enak banget ya mi?” tanya putri dengan muka yang memerah karena sudah terangsang.”enak banget puttt….ssshhhh…nnnaahahhh kalloo sudah masuuukkk nanti kamu pppoompa kayakk ginii” kemudian ami mulai menggenjot penisku langsung dengan kecepatan tinggi.

“OOOhhh ssshhhh” plok-plok begitulah bunyi persetubuhan dua alat kelamin antara dosen dan mahasiswinya. Ami terus menggenjot penisku dengan cepat, sepertinya ia akan orgasme sebentar lagi. Dan benar ternyata 5 menit kemudian tubuh ami mengejang diatas penisku. Tubuhnya melengkung sambil meremas payudaranya sendiri.

“ooohhh puttt enak banget” terasa ada cairan hangat yang menyirami penisku beberapa kali. Setelah orgasmenya reda ami mencabut penisku dari vaginanya. ‘plop’ bunyi saat kedua alat kelamin kami berpisah saking sempitnya vagina ami. “wah pak hebat sekali kontol bapak, dah kayak gitu masih aja keras kayak nggak terjadi apa-apa dan belum nembak juga lagi” puji ami pada penisku. “iya kan temen-temen kamu belum kebagian mi..” jawabku sambil tersenyum. Ami kemudian menyeka penisku dengan jilbabnya. Kemudian mengecup kepala penisku. “ ayo put, dicoba, enak banget lho” keta ami kepada putri

Sementara di ruang tamu, Aisyah sedang asyik melakukan pemanasan pada dua yuniornya yang paling cantik dan paling seksi. Yaitu dina dan yani. Mereka berdua ini mempunyai tubuh sempurna dengan payudara cukup besar untuk ukuran mahasiswa.

Dan dengan dandanan yang seksi pula, baju ketat plus jins ketat.ditambah lagi tinggi mereka berdua yang proporsional sekitar 168 cm, dengan kulit putih bersih. Dina punya tahi lalat di pipinya menambah manis wajahnya. Sedangkan yani memakai kacamata sehingga wajahnya terlihat ‘innocent’. Ditambah pula mereka berdua mengenakan jilbab menambah cantik menampilan mereka. Aisyah mungkinmenyiapkan mereka sebagai hidangan utama bagiku. 

Kembali pada aktivitasku bersama putri dan ami, ami mulai memanasi putri, ia membuka rok putri dengan menyingkapnya keatas, dan membuka celana dalam putri, serta menyingkap baju putri hingga payudaranya. Payudara putri berukuran normal, sekitar 32 an. 10 menit ami bergumul dengan putri, kemudian menyudahinya dengan orgasme putri.

Ami kemudian mempersilahkan ku untuk mencoba putri “silakan pak, kayaknya putri dah Horny berat tu pak” aku yang sudah terangsang sejak tadi, langsung menaiki tubuh putri dan langsung mengarahkan kepala penisku ke liang surga putri yang masih perawan, “ssshhhhttt…oohhhh” kepala penis ku telah terjepit di bibir vagina putri yang sangat sempit. Kemudian aku mendorong pelan-pelan penisku membelah liang vagina putri,sampai menyentuh sesuatu yang lunak didalam sana, ya itu mungkin selaput perawan putri.

Aku sedikit iba melihat putri, kuurungkan niatku memasukkan penisku seluruhnya kedalam vagina putri. Aku kemudian memompa vagina putri sampai batas selaput daranya tadi saja. Sesekali penisku terlepas dari jepitan vagina putri karena hanya kepalanya saja yang masuk. Putri menggelinjang keenakan saat aku terus memompa dengan kecepatan tinggi.

ooohhh ssshhh miiiii memang bener enakk….”. “ini sih belum seberapa put, pak Aris belum masukin kontolnya semuanya kedalam memek kamu, kalo dah semua baru kerasa enak yang sebenarnya” bisik ami pada putri yang tengah dilanda kenikmatan. “ooohhh pak….masukin semua pakkk…shhh” putri meracau memohonku untuk memerawaninya lebih jauh.

“bapak nggak tega put, cukup segini aja” aku terus memompa vagina putri dengan kepala penis ku, makin lama vagina putri makin licin, makin berdenyut dan makin kuat membetot dan menyedot kepala penisku. Hingga aku tak lagi dapat mengendalikan diri dari kenikmatan vagina putri, tanpa sadar aku menghujamkan seluruh penisku kedalam vagina putri sekuat-kuatnya, “ ouuuuu….sakiiitttt paaakkkk….amiiii sakiittt” jerit putri, “sabar put bentar lagi ilang kok sakitnya” bisik putri sambil mengecup bibir putri untuk mengurangi rasa sakitnya.

Aku yang sudah dilanda kenikmatan tidak peduli lagi dengan jeritan putri. Aku tetap menggenjot vagina putri dengan kecepatan tinggi, karena aku merasa akan orgasme sebentar lagi.Tak lama kemudian tubuh putri mengejang ditengah pompaanku yang dengan kecepatan tinggi, ia orgasme, sehingga jepitan dan pijatan dinding vaginanya pada penisku semakin kuat, membuatku tak tahan lagi dan segera ingin menyusul putri.

Aku kemudian memompa dengan sangat cepat sekitar 5 kali pompaan keras aku merasa akan segera meledak, dengan cepat mencabut penisku dari liang kenikmatan putri, dan segera mengarahkannya ke wajah putri dan ami yang masih mengenakan jilbabnya dengan rapi. “OOOOHHHHH BAPAK KELUARRRRR…” erang ku dan ‘crot crot crot crot….’ sekitar 7 kali semprotan mani ku membasahi wajah dan jilbab mereka berdua.

Aku tak mengeluarkan spermaku dalam rahim putri karena takut ia hamil, kecuali ia yang meminta tapi itu tidak mungkin, karena ini baru pengalaman pertamanya melakukan hubungan sex. Mereka berdua kemudian saling membersihkan wajah mereka dengan ciuman dan jilatan. Lalu berlanjut membersihkan penisku dengan mulut mereka. Lalu menyeka penisku dengan jilbab mereka.

Aku sangat puas dengan mereka berdua, penisku sudah loyo setelah memuntahkan isinya ke wajah dua mahasiswiku yang cantik dan berjilbab. Aku tertidur terlentang di kasurku, meresapi kenikmatan yang baru kurasakan. Tetapi ini belum lagi ronde utama yang akan segera terjadi. Aisyah kemudian muncul didepan pintu kamarku, “wah, si ndut udah loyo aja pak, enak banget si ami sama putri ya pak?”
“iya nih Aisyah, dina dan yani mana?” tanyaku.
“wah, kontol bapak dah loyo gitu, gimana dong…” tanya Aisyah menggodaku.

Kemudian ia mendekatiku, dan memegang penisku yang sudah loyo, Aisyah kemudian mengambil botol seperti balsem, kemudian mengoleskannya ke penisku hingga merata, ia juga menyuruhku meminum sebuah pil “apa ini Syah” “udah pak minum aja, mau lagi kan? Adik2 Aisyah yang paling seksi dah nunggu lho… hihi” aku kemudian menenggak pil itu, kemudian badanku kembali terasa segar, penisku terasa hangat dan mulai mengeras kembali, Aisyah kemudian menggoda penisku dengan mengocoknya cepat-cepat selama 5 menit tanpa henti,

“ooohh Syahhhhh stooppp bapak mau keluar lagi….” Aisyah tak memeperdulikan eranganku, ia mengocok penisku semakin cepat hingga orgasmeku kembali meledak. Kemudian Aisyah dengan sigap menekan leher penisku sehingga spermaku tidak jadi muncrat hanya orgasmenya saja yang kurasakan. Aisyah kemudian mengulangi perbuatannya sampai lima kali dengan mulut tangan dan vaginanya bergantian, hingga aku kewalahan menahan orgasme. Aisyah tertawa centil “nah ini baru siap,pasti si ndut nembaknya banyak ntar, ohya ntar nembaknya didalam aja ya pak, biar tahu rasa mereka berdua, berpakaian terlalu seksi di kampus” bisik Aisyah kepadaku…..

Setelah selesai, Aisyah kemudian menyingkir dariku, dia kemudian menarik tangan ami dan putri untuk segera keluar dari kamarku. AisyahRani kemudian membawa kedua yuniornya masuk ke kamarku. Aku setengah terkesiap melihat dina dan yani sangat seksi dengan balutan jilbab mereka dan tubuh setengah telanjang dengan celana jins yang terbuka kancingnya.

Kalian manjain kontol bapak itu ya..” kata Aisyah kepada dina dan yani sambil menepuk dan mendorong pundak mereka sambil kemudian menutup pintu kamarku. Aku yang melihat mereka berdua, menjadi sangat Horny, terlebih lagi Aisyah berpesan untuk ejakulasi didalam vagina mereka berdua. Aku bertanya-tanya apakah nantinya tidak apa-apa melakukan itu. Tapi sudahlah, yang penting nikmatilah saja dulu hadiah dari Aisyah ini, pikirku.

Kemudian dina dan yani mendekat ke arahku, “ayo yani dina, bapak dah nggak tahan nih” kataku, lalu tanpa berkata lagi, dengan wajah yang sudah memerah dan Horny berat, yani lalu segera menggenggam penisku dan memasukkannya ke mulutnya, “ooohhh yani, enak sekali….” kemudian dina mengulum bibirku penuh nafsu, ia kemudian menggigit-gigit dan menjilat puting susuku, kemudian jilatannya turun hingga ia ikut bersama yani mengerjai penisku dengan mulutnya. Yani sedang asyik dengan batangan penisku, ia menghisapnya seperti anak kecil diberi lolypop, dan dina pun sedang asyik mengulum buah zakarku. Aku dikerjai dua gadis cantik berjilbab, tidak dapat berbuat apa-apa selain mengerang kenikmatan.

Setelah 5 menitan mereka berdua mengerjai penisku, lalu dengan inisiatif sendiri, dina lalu naik ke ranjang dan mengangkangi penisku, lalu yani menghentikan aktivitasnya dan mengarahkan penisku ke liang vagina dina, “pak dina masukin ya..” lalu dina menurunkan pantatnya sehingga penisku membelah celah kenikmatannya yang sempit itu.

Baru sampai kepala penisku yang masuk, aku sudah merasakan jepitan nikmat vagina dina yang basah, kuat sekali jepitannya seakan menghisap penisku untuk segera masuk seluruhnya. Entah kenapa dina berlama-lama dengan hanya memasukkan kepala penisku saja kedalam vaginanya. Aku yang tidak sabaran segera mendorong penisku keatas, “ouhhh sakit pak…” “kamu masih perawan dina?” tanyaku “iiya pak, tapi enak pak kalo segini…oouhh” lalu dina menggoyang pantatnya dengan hanya seperempat batangan penisku yang masuk kedalam liang vaginanya.

“ya sudah, sampai disitu aja masukinnya ya din” tanpa menjawab, dina terus menggoyang pantatnya diatas penisku, makin lama makin cepat, terasa gerakan dina semakin cepat dan semakin liar, sehingga kibaran jilbabnya semakin memperlihatkan kecantikan wajahnya, aku tidak menghentak pantatku keatas, takut selaput perawannya sobek, jadi aku membiarkannya bergoyang sendiri, sambil meremas-remas dan menjilat payudaranya yang lumayan besar itu, sekitar 34 B.

Sudah lebih 10 menitan dina bergoyang diatas perutku, sepertinya dina semakin dekat dengan orgasmenya, lalu goyangannya semakin cepat, aku merasakan jepitan vaginanya semakin enak saja, aku mencoba melihat penyatuan alat kelamin kami, rupanya secara tidak sadar, penisku telah masuk seluruhnya ke dalam liang vagina dina, terlihat cairan vaginanya yang meleleh terlihat berwarna kemerahan, bercampur dengan darah perawannya. Tetapi tampaknya dina sudah tidak merasakan sakit lagi, karna sudah dikuasai nafsu birahi.

Taklama kemudian dina kemudian meracau “ouuurggghhh….dina nyampeeee pakkk…..ooohhh” tubuh dina melengkung dan ambruk di pangkuanku. “enaakk, pak…” kata dina. “iya din, tapi maaf ya, bapak merawanin kamu..” “nggak apa-apa pak, nggak kerasa kok” jawab dina. Lalu aku bangun dari ranjang dan dina tidur terlentang kelelahan di ranjangku. Yani kemudian menciumi dina yang kelelahan, yani yang sedari tadi hanya memperhatikan persetubuhan kami, rupanya sudah sangat basah.

Ia menciumi dina sambil menindihnya sehingga posisi mereka berdua saling berhimpitan, yani posisi menungging dan dina terlentang. Nafsuku langsung tinggi melihat pose tersebut,aku kemudian menempatkan diri di belakang yani, dan segera mengarahkan batangan penisku ke vagina yani. “yani bapak masukin ya…nggak tahan nih” “pelan-pe…..ooouugghhhh saaaaaaaaakiiiiiit pak…” aku sangat bernafsu, sehingga langsung saja melesakkan penisku seluruhnya ke vagina yani,yang ternyata juga masih perawan.

Terbukti aku melihat darah mengalir sedikit di sela-sela jepitan vaginanya. “ooohhhh yaniiii… uueeenaakkkk… sempittthhhh” racauku merasakan jepitan vagina yani untuk pertama kali. Lalu aku mulai menggoyang vagina yani pelan-pelan, kemudian kecepatanku semakin meningkat membuat tubuhnya tersentak-sentak, jilbabnyapun jadi berkibar-kibar saking kuatnya sentakan penisku. Dina dengan seksama memperhatikan kami, kembali Horny dan meremas-remas buah zakarku dari bawah dengan tangannya.

Sekarang posisi vagina mereka saling berimpit dan berdekatan. Sehingga dengan mudah dina menstop gerakan pompaan penisku dan mengeluarkannya dari vagina yani kemudian mengarahkannya ke vaginanya sendiri. Aku tidak ambil pusing, jepitan vagina mereka sama enaknya, aku terus saja menggenjot, sementara yani protes kepara dina “ahhh din, kamu curang, kan dah nyampe tadi…” kata yani. 5 menit aku menggenjot dina, “iya deh ini aku kembaliin” kata dina kepada yani sambil mengeluarkan penisku dan mengarahkannya lagi ke vagina yani.

“oouuuhhh…pakkk…besar sekali punya bapak….yang cepet pak, yani mo nyampeee…” aku kemudian menggenjot vagina yani dengan cepat, dan 5 menit kemudian terasa vagina yani berdenyut membetot penisku dengan kuat sambil menyiramkan cairan hangat ke penisku, “ouuuuhhhh pakkkk yanii nyampeeeee…..” setelah orgasme yani mereda, aku mengeluarkan penisku dari vagina yani, terlihat penisku berlumur cairan orgasmenya, kemudian aku langsung memasukkannya lagi kedalam liang vagina dina, dan menggenjotnya cepat-cepat, aku ingin menuntaskan permainan ini, dan mendapatkan orgasmeku.

5 menit aku menggenjot liang surga dina, kemudian aku berpindah lagi ke liang vagina yani, jepitan mereka sama enaknya, tapi aku ingin terus menikmati keduanya, sehingga tiap 5 menit aku berpindah liang vagina. 20 menit aku melakukan itu, terasa penisku akan meledak memuntahkan isinya, aku kemudian menggenjot vagina yani dengan cepat, beberapa saat kemudian “ oouuughhhh yaniiii bapak keluaaarrrr….” erangku,

diluar pakkk!!!…” jerit yani, tapi aku tak memperdulikannya dan terus membenamkan penisku dalam-dalam…”pak jangaaaannn…..” aku menyemprotkan spermaku dalam vagina yani beberapa kali semprotan, kemudian aku berpindah ke vagina dina dan segera memasukkan penisku dan menyemprotkan sisanya “pak jangaaannnn…..” jerit dina kepadaku, tapi aku terus menyemprotkan spermaku sambil terus menggenjot kuat kuat. “ ouuuhhh enakkkkk……diinnn…yaniii….” kemudian setelah orgasmeku selesai, aku mencabut penisku dari vagina dina, dan menjauh sedikit untuk melihat hasil perbuatanku.

Terlihat dari vagina mereka berdua spermaku meluber membasahi ranjangku. Rupanya aku keluar sangat banyak, kalau dihitung di vagina yani tadi ada 7 semprotan, di vagina dina pun ada sekitar 6 atau 7 semprotan kuat spermaku. Aku sangat puas melihatnya. Mereka berdua menangis tersedu, karena hari ini merupakan masa subur mereka. Mereka membayangkan bakal hamil nantinya.

Kemudian Aisyah masuk kekamarku, dan mendekatiku, sambil melihat keadaan dina dan yani, “wah pak, banyak banget nembaknya, sampai meleleh begitu”
“gara-gara kamu juga tadi Syahh, bapak nembaknya jadi banyak gitu”” tapi gimana tuh ran, bapak nembaknya didalam vagina mereka, nanti kalo hamil gimana?”
“tenang aja pak, Aisyah tadi dah masukin sesuatu dalam vagina mereka, obat anti hamil, cuman mau bikin mereka kapok”

Dina dan yani masih terisak-isak, kemudian masuk ami dan putri mereka bertiga dengan rani kemudian kembali berjongkok dihadapkan penisku, dan mengerjainya,”ini hadiah tambahan pak… hihi” kata Aisyah sambil tertawa centil melihatku kelonjotan.

Lalu mereka bertiga terus memanjakan penisku, 10 menit kemudian aku merasa ingin ejakulasi lagi, rani yang merasakan itu menyuruhku untuk ejakulasi di vagina dina dan yani lagi,”pak, nembaknya disana aja” kata Aisyah sambil menunjuk vagina yani dan dina yang saling berhimpit. Aku segera memasukkan penisku ke vagina dina, dan mengocoknya dengan cepat, “pak…jangaaannn lagiii pakkkk….” “ouugghhhh bapak keluarrrr din…..” racauku dan ‘creeerttt creeettt….’ sekitar 5 semprotan ke vagina dina, aku llangsung pindah ke vagina yani, dan menyemprotkan 5 semprotan sisanya….

”ooohhhhgggkkkk enakkkk…” racauku, “pak jangannn….”kata yani padaku, tapi aku tak memperdulikannya. Kemudian Aisyah, ami dan putri kembali menghisap penisku, aku pun ber ejakulasi sekali lagi setelah 5 menit. Kali ini aku ber ejakulasi di wajah mereka bertiga. Spermaku tetap banyak keluar, hingga wajah mereka basah kuyup karena spermaku.

Kemudian aku melanjutkan ronde-ronde berikutnya bersama Aisyah, ami dani putri. Hingga aku kelelahan sampai tidak ada lagi sperma yang keluar dari penisku, karna sudah kering dihisap vagina Aisyah, ami dan putri. Kami melakukannya sampai jam 9 malam. Setelah selesai mereka pun merapikan pakaian mereka, mengganti pakaian dan jilbab mereka yang berlumur spermaku, dan merapikan rumahku kembali. Wajah dina dan yani tertunduk, mereka sepertinya masih memikirkan spermaku yang masuk kedalam vagina mereka tadi.

Aku yang masih telanjang kemudian di hadiahi kocokan cepat pada penisku oleh putri dan ami secara bergantian selama 5 menit sebelum mereka pergi, “ awasss bapak keluar… nanti kena…” putri mengeluarkan saputangan bunga-bunganya dan menyelimuti penisku yang akan ejakulasi lagi, dan mengocoknya sampai tak ada lagi sperma yang tersisa. Kemudian dengan tatapan menggodaku mereka berdua menjilat spermaku yang ada di saputangan putri. Kemudian permisi pulang.

Sejak kejadian itu, ami dan putri jadi sering kerumahku meminta jatah, sepertinya mereka berdua ketagihan dengan penisku. Akupun ketagihan dengan vagina mereka. Dina dan yani pun tak pernah lagi memakai pakaian yang terlalu seksi di kampus.

Selasa, 29 Januari 2019

Cerita Sex Kusetubuhi Anak Rekan Bisnis Ku Yang Masih Perawan

Januari 29, 2019 0

Ratu Coli - Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi di Bandung, dan sekarang sudah tingkat akhir. Untuk saat ini aku tidak mendapatkan mata kuliah lagi dan hanya mengerjakan skripsi saja. Oleh karena itu aku sering main ke tempat abangku di Jakarta.

Suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Kusuma. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Diana, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Febri, duduk di kelas 2 SMP.

Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Kusuma untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Kusuma. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet. 

“Hallo, Oom Bima..!” Febri yang baru masuk tersenyum.
“Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Febri sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”
Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.

Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Febri duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Febri memandang kepadaku dan tertawa geli.
“Ih! Oom Bima! Begitu, tho, caranya..? Febri sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.”
Gugup aku menjawab, “Febri.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
“Aahh, Oom Bimaa. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Febri di sekolah lebih serem.”

Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Febri justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Febri terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Febri sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.

Setelah makanan siap, aku memanggil Febri. Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.

Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

“Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”

“Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”

Febri mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.

“Yang bener.. Febri pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”

“Aahh.. Oom Ryan ngeledek..!”

Febri meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!

Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Febri mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.


Nafas Febri makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.

“Uuuhh.. mmhh..” Febri menggelinjang.

Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.

Aahh..! Febri menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!

Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Febri yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Febri. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

“Ehh.. mmaahh..,” tangan Febri meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.

“Ooohh.. aduuhh..,” Febri mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.

Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Febri akan terlonjak dan nafas Febri seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Febri tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Febri.

“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Febri membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.

Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Febri dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Febri dan aroma kemaluan Febri di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Febri, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Febri menekan pantatku dari belakang.

“Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”

Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Febri semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Febri masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.

Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Febri memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Febri terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya. 

Sebentar kemudian kernyit di dahi Febri menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Febri mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.

“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”

Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Febri, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Febri sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Febri segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Febri makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Setelah tubuh Febri melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Febri tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.

“Aduh, Oom.. Febri lemes. Tapi enak banget.”

Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Febri yang masih amat kencang.

Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Febri.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Febri kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

Kembali ke rumah Kusuma, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Febri pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD.

Cerita Sex Nikmatnya Selingkuh Dengan Anak Tetangga

Januari 29, 2019 0

Ratu Coli - Santi, 29 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak 3 dan 5 tahun. Suaminya, Agus, 36 tahun, adalah karyawan dari salah satu perusahaan swasta besar di Bandung. Perawakan Santi sebetulnya biasa saja seperti kebanyakan. Yang membuatnya menarik adalah bentuk tubuhnya yang sangat terawat. Buah dadanya tidak terlalu besar, tapi enak untuk dipandang, sesuai dengan pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang bulat.

Kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis. Dengan 2 anak yang sedang lucu-lucunya, ditambah dengan posisi Agus yang cukup tinggi di perusahaannya, membuat mereka menjadi keluarga yang cukup di hormati di lingkungan kompleks mereka tinggal. Santi pada dasarnya adalah istri yang sangat setia kepada suaminya. Tidak pernah ada niat berkhianat terhadap Agus dalam hati Santi karena dia sangat mencintai suaminya. Tapi ada satu peristiwa yang menjadi awal berubahnya cara berpikir Santi tentang cinta..

Suatu siang, Santi sedang mengasuh anaknya di depan rumah. Dikarenakan kedua anaknya waktu itu berlari jauh dari rumah, maka Santi langsung mengejar mereka. Tapi tanpa disengaja, kakinya menginjak sesuatu sampai akhirnya Santi terjatuh. Lututnya memar, agak mengeluarkan darah. Santi langsung berjongkok dan meringis menahan sakit. Pada waktu itu, Surya, anak tetangga depan rumah Santi kebetulan lewat mau pulang ke rumahnya. Ketika melihat Santi sedang jongkok sambil meringis memegang lututnya, Surya langsung lari ke arah Santi.

“Kenapa tante?” tanya Surya.

“Aduh, lutut saya luka karena jatuh, Sur…” ujar Santi sambil meringis.

“Bantu saya berdiri, Sur…” kata Santi.

“Iya tante,” kata Surya sambil memegang tangan Santi dan dibimbingnya bediri.

“Surr, tolong bawa anak-anak saya kemari.. Anterin ke rumah saya, ya…” kata Santi.

“Iya tante,” kata Surya sambil segera menghampiri anak-anak Santi.

Sementara Santi segera pulang ke rumahnya sambil tertatih-tatih. Waktu Surya mengantarkan anak-anak Santi ke rumahnya, Santi sedang duduk di kursi depan sambil memegangi lututnya.

“Ada obat merah tidak, tante?” tanya Surya.

“Ada di dalam, Sur,” kata Santi.

“Kita ke dalam saja…” kata Santi lagi sambil bangkit dan tertatih-tatih masuk ke dalam rumah.

Surya dan anak-anaknya mengikuti dari belakang.

“Ma, Leo ngantuk,” kata anaknya kepada Santi.

“Tunggu sebentar ya, Sur. Saya mau antar mereka dulu ke kamar. Sudah waktunya anak-anak tidur siang,” kata Santi sambil bangkit dan tertatih-tatih mengantar anak-anaknya ke kamar tidur.

Setelah mengantar mereka tidur, Santi kembali ke tengah rumah.

“Mana obat merahnya, tante?” tanya Surya. 

“Di atas sana, Sur…” kata Santi sambil menunjuk kotak obat.

Surya segera bangkit dan menuju kotak obat untuk mengambil obat merah dan kapas. Tak lama Surya segera kembali dan mulai mengobati lutut Santi.

“Maaf ya, tante.. Saya lancang,” kata Surya.

“Tidak apa-apa kok. Tante senang ada yang menolong,” kata Santi sambil tersenyum.

Surya mulai memegang lutut Santi dan mulai memberikan obat merah pada lukanya.

“Aduh, perih…” kata Santi sambil agak menggerakkan lututnya.

Secara bersamaan rok Santi agak tersingkap sehingga sebagian paha mulusnya nampak di depan mata Surya. Surya  terkesiap melihatnya. Tapi Surya pura-pura tak melihatnya. Tapi tetap saja paha mulus Santi menggoda mata Surya untuk melirik walau kadang-kadang. Hati Surya agak berdebar.. Biasanya dia hanya bisa melihat dari kejauhan saja lekuk-lekuk tubuh Santi. Atau kadang-kadang hanya kebetulan saja melihat Santi memakai celana pendek.

Surya biasanya hanya bisa membayangkan saja tubuh Santi sambil onani. Tapi kini, di depan mata sendiri, paha mulus Santi sangat jelas terlihat. Santi sepertinya sadar kalau mata Surya sesekali melirik ke arah pahanya. Segera Santi merapikan duduknya dan juga menutup pahanya. Surya pun sepertinya terkesima dengan sikap Santi tersebut. Surya menjadi malu sendiri..

“Sudah saya berikan obat merah, tante…” kata Surya.

“Iya, terima kasih,” kata Santi sambil tersenyum.

“Sekarang sudah mulai tidak terasa sakit lagi,” ujar Santi lagi sambil tetap tersenyum.

Surya, 16 tahun, adalah anak tetangga depan rumah Santi. Masih duduk di bangku SMP kelas 3. Seperti kebanyakan anak laki-laki tanggung lainnya, Surya  adalah sosok anak laki-laki yang sudah mulai mengalami masa puber.

“Kenapa kamu nunduk terus, Sur?” tanya Santi.

“Tidak apa-apa, tante…” ujar Surya sambil sekilas menatap mata Santi lalu menunduk lagi sambil tersenyum malu.

“Ayo, ada apa?” tanya Santi lagi sambil tersenyum.

“Anu, tante.. Maaf, mungkin tadi sempat marah karena tadi saya sempat melihat secara tidak sengaja…” kata Surya sambil tetap menunduk.

“Lihat apa?” tanya Santi pura-pura tidak mengerti.

“Lihat.. Mm.. Lihat ini tante,” kata Surya sambil tangannya mengusap-ngusap pahanya sendiri. Santi tersenyum mendengarnya.

“Tidak apa-apa kok, Sur,” kata Santi.

“Kan hanya melihat.. Bukan memegang,” kata Santi lagi sambil tetap tersenyum.

“Lagian, saya tidak keberatan kok kamu melihat paha tante tadi,” kata Santi lagi sambil tetap tersenyum.

“Kamu kan tadi sedang menolong saya memberikan obat,” kata Santi.

“Benar tante tidak marah?” tanya Surya sambil menatap Santi.

Santi menggelengkan kepalanya sambil tetap tersenyum. Surya pun jadi ikut tersenyum.

“Tante sangat cantik kalau tersenyum,” kata Surya mulai berani.

“Ihh, kamu tuh masih kecil sudah pintar merayu…” kata Santi.

“Saya berkata jujur loh, tante,” kata Surya lagi.

“Kamu sudah makan, Sur?” tanya Santi.

“Belum tante. Saya pulang dari rumah teman tadi belum makan,” kata Surya.

“Makan disini saja, ya.. Temani saya makan siang,” ajak Santi.

“Baik tante, terima kasih,” kata Surya.

Mereka menikmati makan siang di meja makan bulat kecil. Ketika sedang menikmati makan, tanpa sengaja kaki Surya menyentuk kaki Santi. Surya kaget, lalu segera menarik kakinya.

“Maaf tante, saya tidak sengaja,” kata Surya.

“Tidak apa-apa kok, Sur…” kata Santi sambil matanya nenatap Surya dengan pandangan yang berbeda.

Ketika kaki Surya menyentuh kakinya, seperti terasa ada sesuatu yang berdesir dari kaki yang tersentuh sampai ke hati. Santi merasakan sesuatu yang lain akan kejadian tak sengaja itu.. Tiba-tiba Santi merasakan ada sesuatu keinginan tertentu muncul yang membuat perasaannya tidak menentu. Sentuhan kaki Surya terasa begitu hangat dan membangkitkan suatu perasaan aneh..

“Kamu sudah punya pacar, Sur?” tanya Santi sambil menatap Surya.

“Belum tante,” kata Surya sambil tersenyum.

“Lagian saya tidak tahu caranya mendapatkan perempuan,” ujar Surya lagi sambil tetap tersenyum. Santi pun ikut tersenyum.

“Pernah tidak kamu punya keinginan tertentu terhadap perempuan?” tanya Santi lagi.

“Keinginan apa tante?” tanya Surya. Santi tersenyum.

“Kita habiskan dulu makannya. Nanti kita bicara…” kata Santi.

Selesai makan, mereka duduk-duduk di ruang tengah.

“Kamu ada sesuatu yang harus diselesaikan di rumah tidak saat ini?” tanya Santi.

“Tidak ada, tante,” kata Surya.

“Tadi tante mau tanya apa?” kata Surya penasaran.

“Begini, apakah kamu suka kepada wanita tertentu? Maksud saya suka kepada tubuh wanita?” tanya Santi.

“Kita bicara jujur saja, ya.. Saya tidak akan bicara pada siapa-siapa kok,” kata Santi lagi.

“Kamu juga mau kan jaga rahasia pembicaraan kita?” kata Santi lagi.

“Iya, tante,” kata Surya.

“Kalau begitu jawablah pertanyaan tante tadi…” kata Santi sambil tersenyum.

“Ya, saya suka melihat perempuan yang tubuhnya bagus. Saya juga suka tante karena tante cantik dan tubuhnya bagus,” kata Surya tanpa ragu.

“Maksudnya tubuh bagus apa,” tanya Santi lagi. Surya agak ragu untuk menjawab.

“Ayolah…” kata Santi sambil memegang tangan Surya. Tangan Surya bergetar.. Santi tersenyum.

“Mm.. Saya pernah.. Pernah lihat majalah Playboy, juga.. Juga.. Juga saya pernah lihat VCD porno.. Mm.. Mm.. Saya lihat banyak perempuan tubuhnya bagus…” kata Surya dengan nafas tersendat.

“Oh, ya? Di VCD itu kamu lihat apa saja,” kata Santi pura-pura tidak tahu, sambil terus menggenggam tangan Surya yang terus gemetar.

“Mm.. Lihat orang sedang begituan…” kata Surya.

“Begituan apa?” tanya Santi lagi.

“Ya, lihat orang sedang bersetubuh…” kata Surya.

Santi kembali tersenyum, tapi dengan nafas yang agak memburu menahan sesuatu di dadanya.

“Kamu suka tidak film begitu?” tanya Santi.

“Iya suka, tante?” kata Surya sambil menunduk.

“Mau coba seperti di film, tidak?” kata Santi. 

Surya diam sambil tetap menunduk. Tangannya makin gemetar. Santi mendekatkan tubuhnya ke tubuh Surya. Wajahnya di dekatkan ke wajah Surya.

“Mau tidak?” tanya Santi setengah berbisik.


Surya tetap diam dan gemetar. Wajahnya agak tertunduk. Santi membelai pipi anak tanggung tersebut. Lalu diciumnya pipi Surya. Surya tetap diam dan makin gemetar. Santi terus menciumi wajah Surya, lalu akhirnya dilumatnya bibir Surya.. Lama-lama Surya pun mulai terangsang nafsunya. Dengan pasti dibalasnya ciuman Santi.

“Masukkan tangan kamu ke sini…” kata Santi dengan nafas memburu sambil memegang tangan Surya dan mengarahkannya ke dalam baju Santi.
“Masukkan tangan kamu ke dalam BH saya, Sur.. Pegang buah dada saya,” kata Santi sambil tangannya meremas kontol Surya dari luar celana.

Sementara tangan Surya sudah masuk ke dalam BH Santi dan mulai meremas-remas buah dada Santi.

“Mmhh.. Terus sayang…” kata Santi.

“Tangan saya pegal, tante…” kata Surya polos.

“Uhh.. Kita pindah ke kamar, yuk…” ajak Santi sambil menarik tangan Surya. Sesampainya di dalam kamar..

“Buka pakaian kamu, Sur…” ujar Santi pun melepas seluruh pakaiannya sendiri.

“Iya, tante…” kata Surya.

Santi setelah melepas seluruh pakaiannya, segera naik dan telentang di tempat tidur. Surya terkesima melihat tubuh telanjang Santi. Seumur-umur Surya, baru kali ini dia melihat tubuh telanjang wanita di depan mata. Apalagi wanita tersebut adalah wanita yang sering di bayangkannya bila onani. Kontol Surya langsung tegang dan tegak..

“Naik sini, Sur…” kata Santi.

“Iya, tante…” kata Surya.

“Sini naik ke atas tubuh saya…” kata Santi sambil mengangkangkan pahanya.

Surya segera menaiki tubuh telanjang Santi. Santi langsung melumat bibir Surya dan Surya pun langsung membalasnyanya dengan hebat. Sementara satu tangan Surya meremas buah dada Santi yang tidak terlalu besar. Sementara kontol Surya sesekali mengenai belahan memek Santi.

“Ohh.. Mmhh.. Terus remas.. Terus…” desah Santi sambil memegang tangan Surya yang sedang meremas buah dadanya, dan tangan mereka bersamaan meremas buah dadanya.

“Ohh.. Sshh…” kata Santi. Surya pun dengan bernafsu terus meremas dan menciumi serta menjilati buah dada Santi.

“Sur, jilati memek ya, sayang…” pinta Santi.

“Tapi saya tidak tahu caranya, tante,” kata Surya polos.

“Sekarang dekatkan saja wajah kamu ke memek, lalu kamu jilati belahannya…” kata Santi setengah memaksa dengan menekan kepala Surya ke arah memeknya.

Surya langsung menuruti permintaan Santi. Dijilatinya belahan memek Santi sampai tubuh Santi mengejang menahan nikmat.

“Ohh.. Mm.. Ohh.. Terus jilat, sayang…” desah Santi sambil meremas kepala Surya.

“Sur, kamu jilati bagian atas sini…” kata Santi sambil jarinya mengelus kelentitnya.

Lalu lidah Surya menjilati habis kelentit Santi.. Santi kembali menggelepar merasakan nikmat yang teramat sangat.

“Teruss.. Sshh.. Ohh…” desah Santi sambil badannya semakin mengejang.

Pahanya rapat menjepit kepala Surya. Sementara tangannya semakin menekan kepala Surya ke memeknya. Tak lama..

“Ohh…” desah Santi panjang. Santi orgasme.

“Sudah, Sur.. Naik sini,” kata Santi.

Surya  lalu menaiki tubuh Santi. Santi lalu mengelap mulut Surya yang basah oleh cairan memeknya. Santi tersenyum, lalu mengecup bibir Santi.

“Mau tidak kontol kamu saya hisap,” kata Santi.

“Mau tante,” kata Surya bersemangat.

“Bangkitlah.. Sinikan kontol kamu,” kata Santi sambil tangannya meraih kontol Surya yang tegang dan tegak.

Darmawan lalu mengangkangi wajah Santi. Santi segera mengulum kontol Surya. Tidak hanya itu, kontol Santi lalu dijilat, dihisap, lalu dikocoknya silih berganti. Surya tubuhnya mengejang menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Tangannya berpegangan pada pinggiran ranjang.

“Ohh.. Tantee.. Enaakk…” jerit kecil Surya sambil memompa kontolnya di mulut Santi.

“Masukkin ke memek, sayang…” kata Santi setelah dia beberapa lama menghisap kontol Surya.

Surya lalu mengangkangi Santi. Sementara tangan Santi memegang dan membimbing kontol Surya ke lubang memeknya.

“Ayo tekan sedikit, sayang…” kata Santi.

Surya berusaha menekan kontolnya ke lubang memek Santi sampai akhirnya.. Bless.. Bless.. Bless.. Kontol Surya berhasil masuk dan mulai memompa memek Santi. Surya merasakan suatu kenikmatan yang tiada tara pada batang kontolnya.

“Bagaimana rasanya, Sur?” tanya Santi sambil tersenyum dan menggoyang pantatnya.

“Ohh.. Sangat enakk, tanttee…” kata Surya tersendat sambil memompa kontolnya keluar masuk memek Santi.

Santi tersenyum.. Setelah beberapa lama memompa kontolnya, tiba-tiba tubuh Surya mengejang. Gerakannya makin cepat. Santi karena sudah mengerti langsung meremas pantat Surya dan menekankannya ke memeknya. Tak lama.. Crott.. Croott.. Croott.. Croott..

“Ohh.. Hohh…” desah Surya. Tubuhnya lemas dan lunglai di atas tubuh Santi.

“Udah keluar? Bagaimana rasanya?” tanya tante Santi sambil memeluk Surya.

“Sangat enak, tante…” kata Surya.

Itulah pengalaman nyata dari Santi yang saya paparkan sesuai dengan aslinya ditambah sedikit reka-reka sensual dari saya. Menurut Santi, kejadian ini baru berjalan mulai 2 bulan yang lalu. Sampai saat ini mereka masih sering melakukan persetubuhan di rumah Santi setiap ada kesempatan. Menurutnya lagi, dalam satu hari/sepanjang siang, mereka biasanya bisa melakukan 2 kali persetubuhan, mungkin karena Surya masih muda. Perlu dijelaskan bahwa menurut Santi, cintanya pada Agus tidak pernah berubah. Kejadian itu bermula tanpa ada niat dan keinginan. Terjadi begitu saja.